William Adams
Tertarik mencari untung dari perdagangan Vereenigde Oostindische Compagnie di India, Adams yang waktu itu berusia 34 tahun bekerja sebagai navigator kepala (pilot major) di armada lima buah kapal yang berangkat pada tahun 1598 dari Pulau Texel menuju Timur Jauh. Pemilik armada kapal tersebut adalah sebuah perusahaan milik para pedagang di Rotterdam (pendahulu dari Vereenigde Oostindische Compagnie).
William Adams (lahir di Kent, Inggris, 24 September 1564 - meninggal di Hirado, Kyushu, Jepang, 26 Mei 1620 pada umur 55 tahun) adalah navigator berkebangsaan Inggris yang melakukan pelayaran ke Jepang, dan dipercaya sebagai orang Inggris pertama yang tiba di Jepang. Ia dikenal di Jepang sebagai Miura Anjin (三浦 按針?, navigator dari Miura) atau Anjin-sama (anjin berarti navigator, dan sama adalah tuturan hormat). Kisah hidupnya merupakan inspirasi bagi tokoh fiksi John Blackthorne dalam novel laris Shogun karya James Clavell.
Setibanya di Jepang, Adams diangkat sebagai penasihat penting bagi Shogun Tokugawa Ieyasu, dan membantu membangun kapal model Barat yang pertama untuk Keshogunan Tokugawa. Ia kemudian menjadi tokoh utama yang berperan dalam pendirian pos perdagangan untuk Belanda dan Inggris. Di antara pengabdian dirinya untuk shogun, termasuk membantu Jepang mencarter dan menjadi nakhoda pada beberapa kapal segel merah yang berdagang ke Asia Tenggara. Adams meninggal dunia di Jepang pada usia 55 tahun, dan dipandang sebagai salah satu dari orang asing yang paling berpengaruh di Jepang pada zaman Edo.Adams dilahirkan di Gillingham, Kent, Inggris. Setelah ditinggal mati ayahnya pada usia 12 tahun, ia diterima magang oleh pemilik galangan kapal Kapten Nicholas Diggins di Limehouse sebelum memulai kehidupan sebagai pelaut. Selama 12 tahun, waktunya dihabiskan untuk belajar pembuatan kapal, astronomi, dan navigasi sebelum diterima bergabung dengan Angkatan Laut Britania Raya.
Atasannya di Angkatan Laut adalah Sir Francis Drake, dan ikut berperang melawan Armada Spanyol pada tahun 1588. Pada waktu itu, ia menjadi nakhoda kapal logistik Richarde Dyffylde.
Adams lalu bekerja sebagai navigator untuk Barbary Company. Sewaktu bekerja untuk Barbary, ia ikut dalam ekspedisi ke Arktik yang berlangsung selama dua tahun. Menurut sumber-sumber Yesuit, ekspedisi tersebut berusaha menemukan jalur pelayaran laut utara ke Timur Jauh melewati laut sepanjang pesisir Siberia.
... Aku pria kelahiran Kent, lahir di kota Gillingham, dua mil Inggris dari Rochester atau satu mil dari Chatham, tempat kapal-kapal Raja berlabuh. Sejak umur dua belas tahun, aku dibesarkan di Limehouse dekat London sebagai murid Kapten Nicholas Diggins; aku juga bekerja sebagai nakhoda dan navigator untuk kapal-kapal Angkatan Laut Kerajaan, dan sekitar sebelas atau dua belas tahun mengabdi untuk perusahaan hebat Barbary Merchants hingga orang Belanda mulai berlayar ke India. Aku berminat mencari pengalaman dari sedikit pengetahuan yang diberikan Tuhan kepadaku. Oleh karena itu pada 1598 Masehi, aku diterima bekerja sebagai navigator kepala dari armada lima kapal layar yang dibuat oleh Vereenigde Oostindische Compagnie... (surat tahun 1611 oleh William Adams).
Tertarik mencari untung dari perdagangan Vereenigde Oostindische Compagnie di India, Adams yang waktu itu berusia 34 tahun bekerja sebagai navigator kepala (pilot major) di armada lima buah kapal yang berangkat pada tahun 1598 dari Pulau Texel menuju Timur Jauh. Pemilik armada kapal tersebut adalah sebuah perusahaan milik para pedagang di Rotterdam (pendahulu dari Vereenigde Oostindische Compagnie).
Ia berangkat dari Rotterdam dengan naik kapal Hoop pada Juni 1598, dan bergabung dengan sisa armada pada 24 Juni 1598. Nama-nama kapal Belanda yang dipimpinnya:
- Hoop (Harapan) di bawah pimpinan ekspedisi Jacques Mahu (†1598), digantikan oleh Simon de Cordes (†1599), dan kemudian Jan Huidekoper
- Liefde (Cinta) di bawah wakil pemimpin ekspedisi Simon de Cordes, digantikan oleh Gerrit van Beuningen, dan kemudian oleh Jacob Kwakernaak
- Geloof (Iman) di bawah nakhoda Gerrit van Beuningen, dan kemudian digantikan Sebald de Weert,
- Trouw (Kesetiaan) di bawah nakhoda Jurriaan van Boekhout (†1599), dan digantikan Baltazar de Cordes,
- Blijde Boodschap (Kabar Injil) di bawah nakhoda Sebald de Weert, dan digantikan Dirck Gerritz.
Pada awalnya, tujuan pelayaran adalah pantai barat Amerika Selatan untuk menukar barang-barang muatan kapal dengan perak. Mereka menuju ke Jepang hanya bila kapal gagal sampai di Amerika Selatan. Mereka harus mendapatkan perak di Jepang untuk membeli rempah-rempah di Maluku sebelum pulang ke Eropa.[2]
Armada Belanda yang terdiri dari kapal-kapal berbobot 75 hingga 250 ton. Kapal yang sarat dengan awak kapal tersebut berlayar melewati pesisir Guinea, Afrika Barat. Di sana mereka menyerang Pulau Annobón untuk merampok perbekalan. Setelah itu armada menyeberangi Samudra Atlantik, dan berlayar melalui Selat Magelhaens. Terpencar akibat cuaca buruk dan dilanda beberapa kali bencana sewaktu berlayar di Atlantik Selatan, hanya 3 dari 5 kapal yang selamat menyeberangi Selat Magelhaens. Setelah rusak akibat badai, Blijde Boodschap hanyut terapung-apung sebelum kapal dirampas oleh orang Spanyol. Kapal Geloof selamat tiba kembali di Rotterdam bulan Juli 1600, namun hanya 36 dari 109 awak yang selamat.
Di tengah pelayaran, Adams pindah ke kapal Liefde (awalnya kapal tersebut bernama Erasmus, dan dihiasi oleh patung kayu Erasmus pada buritan).[3] Di Pulau Floreana lepas pantai Chili, kapal Liefde menunggu kapal lainnya dalam armada. Namun ternyata hanya Hoop yang tiba pada musim semi 1599. Bersama adik Adams yang bernama Thomas dan 20 awak kapal lainnya, kapten kapal Liefde dan Hoop tewas akibat serangan penduduk asli Amerika. Sebuah kapal lainnya, Trouw akhirnya sampai di Tidore (sekarang Indonesia), namun semua awak kapal tewas dibantai oleh orang Portugis pada Januari 1601.
Masih dibayangi ketakutan akan diserang kembali oleh kapal Spanyol, awak kapal yang tersisa memutuskan untuk berlayar menyeberangi Samudra Pasifik. Pada awal November 1599, Liefde dan Hoop mulai berlayar ke barat menuju Jepang. Di tengah perjalanan, kedua kapal itu sempat singgah di "pulau-pulau" (kemungkinan Kepulauan Hawaii). Delapan awak kapal melarikan diri di Hawaii. Di tengah perjalanan, kedua kapal diserang taifun. Hoop tenggelam bersama seluruh awaknya pada akhir Februari 1600.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar